Memiliki sebuah target memang merupakan salah satu hal yang wajib bagi pemilik usaha. Akan tetapi, perlu diingat bahwa ada banyak cara yang dapat Kamu lakukan untuk mencapai target yang Kamu inginkan. Terlebih, saat menjalankan bisnis, Kamu pun dapat menemukan hal-hal tidak terduga yang membuat Kamu harus mengubah cara Kamu mengelola bisnis. Maka dari itu, Kamu harus menjadi pelaku usaha yang fleksibel.
Ketika ingin menjadi pelaku usaha yang fleksibel, maka Kamu akan mengelola bisnis berdasarkan prioritas yang Kamu tentukan. Jadi, terlepas dari bagaimana cara mengelola bisnisnya, hal yang paling penting untuk diperhatikan ialah cara Kamu untuk menyesuaikan bisnis Kamu dan situasi saat ini. Nah, fleksibilitas dalam bisnis juga terdiri atas dua jenis, yaitu:
Ketika Kamu menerapkan fleksibilitas, maka dampak positifnya bukan hanya dapat dirasakan oleh Kamu saja sebagai pelaku usaha. Soalnya, hal ini juga akan berpengaruh pada para pelanggan dan staf Kamu. Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Menerapkan fleksibilitas dalam berbisnis dapat Kamu lakukan melalui berbagai hal, misalnya seperti menyediakan layanan pemesanan online dikarenakan adanya pembatasan jumlah pengunjung untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. Nah, secara tidak langsung, hal ini bisa menjadi salah satu upaya praktis agar pelanggan tetap berbelanja di tempat usaha Kamu, meskipun mereka kini memesannya secara online.
Sebagai pelaku usaha yang fleksibel, Kamu akan berlatih untuk mempercayai para staf untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka secara tepat dan mandiri. Kepercayaan antara Kamu dan para staf sangatlah penting agar seluruh tim bisa bekerja sama dengan baik dan saling membantu apabila dibutuhkan.
Ketika Kamu tidak terpaku pada satu cara untuk mengelola bisnis, maka Kamu dapat membuat seluruh tim menjadi lebih produktif. Soalnya, baik Kamu dan para staf akan sama-sama mencari cara agar bisa menyelesaikan pekerjaan secara efektif. Apalagi, para staf juga sudah Kamu percaya untuk dapat bertanggung jawab terhadap apa yang sudah ditugaskan ke mereka.
Saat Kamu bisa menyesuaikan cara mengelola bisnis dengan keadaan, maka Kamu dan seluruh staf juga bisa menurunkan tingkat stress. Sebagai contoh, ketika ada pembatasan sosial dan bisnis Kamu termasuk sektor yang non esensial, Kamu pun dapat meminta para staf untuk bekerja dari rumah atau membatasi jumlah orang yang bisa bekerja dari tempat usaha.
Mengelola bisnis secara fleksibel membuat Kamu bisa mempelajari banyak hal baru. Sebagai contoh, dahulu Kamu hanya menyediakan opsi pembayaran menggunakan uang tunai saja. Akan tetapi, Kamu kini mengetahui bahwa banyak pembeli yang menggunakan transaksi pembayaran nontunai, seperti QRIS maupun kartu debit/kredit. Untuk itu, Kamu bisa menyesuaikan layanan Kamu dengan kebutuhan mereka melalui Cashlez!
Kita semua tentu tahu bahwa seorang pelaku usaha haruslah bisa menyesuaikan bisnisnya dengan permintaan pasar saat ini. Nah, ketika Kamu membiasakan diri untuk menjadi pelaku usaha yang fleksibel, maka Kamu bisa lebih mudah beradaptasi dan mengikuti tren bisnis masa kini!