Seperti yang kita tahu, R. A. Kartini merupakan salah satu panutan masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak wanita. Karena pada masa R. A. Kartini, bisa dibilang peran perempuan sangatlah terbatas. Sulit bagi kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan maupun pekerjaan yang tinggi. Namun pada masa kini, kita semua bisa mengakses ilmu pengetahuan dan bekerja sesuai dengan passion yang kita miliki, termasuk menjadi pebisnis wanita alias womenpreneur. Meskipun kita bisa memiliki banyak pilihan untuk berkarya, kita tetap perlu meneladani sosok Kartini seperti 5 sifat berikut ini yang dapat kita terapkan sebagai pebisnis wanita!

 

  1. Memiliki wawasan yang luas dan tekun

Pada masa lalu, yakni pada masa R.A. Kartini hidup, pendidikan menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan bagi kaum perempuan, apalagi jika seseorang tidak memiliki status sosial yang tinggi. Akan tetapi, R.A. Kartini tidak mudah menyerah untuk memperkaya dirinya dengan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, baik melalui buku-buku maupun berbagai surat kabar. Bagi Kartini, keterbatasan untuk mendapatkan pendidikan bukanlah halangan bagi seseorang untuk terus berkarya. Makanya sebagai pebisnis wanita, kita juga perlu terbuka dan tekun terhadap urusan-urusan bisnis yang kita kerjakan.

 

  1. Murah hati dan mau memberdayakan orang lain

Kartini merupakan sosok yang memiliki jiwa pendidik sehingga ia sangatlah senang membagikan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada orang lain. Beberapa diantaranya seperti membaca, menulis, memasak, serta menjahit. Hal ini dilakukan karena Kartini meyakini bahwa setiap wanita memiliki hal yang sama seperti halnya pria, baik dalam hal bekerja, mendapatkan pendidikan, serta mengutarakan pendapat. Sebagai pelaku usaha wanita, Kamu pun harus berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan rekan-rekan bisnis Kamu.  Hal inilah yang akan membantu Kamu dan rekan-rekan bisnis untuk terus berkembang.

 

  1. Berani dan optimis

Menjadi  perempuan yang memperjuangkan kesetaraan tidaklah mudah, apalagi pada masa Kartini dulu. Pandangan Kartini pada masa itu tentu ditentang oleh masyarakat karena mereka menganggap bahwa seorang wanita tidak boleh keluar rumah, belajar, apalagi meraih cita-cita yang ia inginkan. Akan tetapi, Kartini tetap berani untuk membuka tempat khusus yang dapat menjadi tempat untuk saling berbagi ilmu kepada para perempuan serta anak-anak. Ia yakin bahwa hal yang ia lakukan memiliki pengaruh besar di masa depan. Untuk mencontoh sifat Kartini, kita sebagai womenpreneur tentu perlu melakukan inovasi pada produk dan layanan yang kita sediakan.

 

  1. Tidak bergantung pada orang lain

Ketika Kartini dipingit, ia tidaklah berdiam diri, melainkan mencari cara agar ia tetap bisa berkontribusi bagi orang-orang di sekitarnya. Selain itu, Kartini juga belajar menulis surat dan berbagi pengalaman ke sahabat-sahabat penanya. Hal inilah yang memungkinkan dirinya untuk membangun sekolah perempuan pertama di Jawa. Lantas, bagaimana cara kita untuk menjadi pebisnis yang tidak bergantung dengan orang lain? Sebagai womenpreneur, kita pada dasarnya memang  tidak bisa bekerja sendirian. Akan tetapi, kita tetap bisa menjadi pebisnis yang mandiri, mulai dari mampu menyelesaikan tanggung jawab hingga mengambil keputusan pada situasi yang mendesak.

 

Setiap orang berhak untuk berjuang atas mimpi-mimpinya, termasuk para pebisnis wanita. Tantangan pasti akan selalu ada, namun hal tersebut tidak boleh kita jadikan alasan untuk mudah menyerah pada hal-hal yang sudah kita cita-citakan. Setiap masalah pasti memiliki solusi, seperti Cashlez yang menjadi solusi bisnis dan pembayaran masa kini. Dengan menggunakan Cashlez, Kamu dapat memiliki akses aplikasi kasir bebas biaya langganan sekaligus fitur laporan penjualan yang tercatat secara real time.

 

Share : icon icon