Keluarga adalah tempat kehidupan dimulai, dan cinta tidak pernah berakhir. Kamu bisa berbagi momen apapun dengan mereka, entah itu bahagia, gembira, sedih, menakutkan, atau bahkan seru. Menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dapat membantu Kamu bebas stres. Oleh karena itu, hal ini juga bermanfaat untuk keseimbangan kehidupan kerja.

 

Tentu saja, kehidupan yang baik tidak datang sendiri. Sebagai anggota keluarga, masing-masing dari kita juga memikul tanggung jawab kita masing-masing. Ajeng Agustin Juwana, Customer Service Cashlez, adalah anak pertama yang membantu kedua orang tuanya menghidupi kedua adiknya. Jadi, bagaimana rasanya menjadi seorang kakak? Inilah kisah Ajeng!

[Baca juga: Belajar Membangun Kepercayaan dengan Tim Cashlez Care]

 

Kakak sulung adalah pemimpin alami

 

Banyak dari kita bertanya-tanya apakah menjadi anak sulung adalah berkat atau kutukan. Itu juga bukan pertanyaan yang mudah bagi Ajeng, namun menurutnya, ada satu hal yang dialami setiap siswa kelas satu, yaitu menjadi pemimpin yang alami. Sejak kecil, ia menjadi seorang kakak perempuan yang memengaruhi adik perempuan dan laki-lakinya dalam setiap aspek, seperti pilihan studi dan rutinitas studi mereka.

 

Memberi arahan kepada adik dan adiknya memang terlihat mudah, namun terkadang Ajeng juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah saat Ajeng dan adik-adiknya disandingkan. Meskipun itu bukan sesuatu yang bisa mereka kendalikan, mereka harus menunjukkan empati satu sama lain untuk menghindari konflik yang dapat menyebabkan persaingan antar saudara.

[Baca juga: Terus Bergerak & Jadikan Yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin]

 

Menjadi panutan yang baik

 

Menjadi pemimpin alami berarti anak-anak kita juga harus menjadi panutan yang baik. Banyak dari mereka yang diharapkan menunjukkan kebiasaan baik agar adik-adiknya bisa mengikutinya. Selain itu, adik-adik mempelajari perilaku dari kakak mereka dengan cepat. Jadi, menggunakan bahasa gaul atau berteriak adalah hal yang tidak boleh dilakukan.

 

Sebagai panutan, Ajeng mendorong keterbukaan di antara saudara-saudaranya. Pasti ada saatnya dia ingin membahas topik yang mendalam, tetapi adik laki-laki dan perempuannya bersikeras. Karena itu, dia biasanya memulai dengan obrolan ringan. Cara komunikasi ini juga berlaku dalam kehidupan profesional Ajeng. Untuk membantu pedagang, dia menunjukkan empati kepada mereka dan bekerja dengan departemen lain.

 

Terpisah jarak tapi selalu dekat di hati

 

Ajeng bekerja di Jakarta, sedangkan keluarganya tinggal di Padang. Meski tidak bisa memantau langsung adik-adiknya, ia masih bisa berkomunikasi secara rutin dan mendengar tentang mereka. Kakak siapa yang tidak bangga ketika adik-adiknya berprestasi di sekolah dan mengutamakan pendidikannya?

 

Selama tinggal di Jakarta, Ajeng punya cara tersendiri untuk mengatasi rasa rindunya, yakni jalan-jalan keliling kota. Ada berbagai tempat umum yang membuatnya heboh, mulai dari perpustakaan hingga masjid. Dia juga senang mengendarai sepedanya untuk menikmati udara segar dan pemandangan yang indah!

 

Memiliki hubungan yang mendukung dengan mereka tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pribadi, tetapi juga membantu Kamu mengatasi stres. Sementara itu, tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dapat meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja. Saat Kamu memperluas mindset, Kamu dapat meningkatkan kinerja harian Kamu.

Share : icon icon