Pernahkah Kamu berada dalam situasi di mana Kamu merasa gugup, khawatir atau panik? Apakah situasi ini bahkan menyebabkan kesulitan berkonsentrasi atau menjalani hari Kamu? Menurut Psikolog Klinis Kedokteran Northwestern Zachary Sikora, PsyD di nm.org, ketakutan adalah salah satu respons kelangsungan hidup manusia. Namun, rasa takut dapat membawa dampak negatif, baik bagi tubuh kita maupun pikiran kita.

Meskipun tidak ada yang ingin memiliki perasaan takut yang pada saat yang sama meningkatkan detak jantung kita. Tapi sebenarnya, kita tidak perlu menghilangkan kondisi mental kita ini. Ketika kita menerima ketakutan kita, akan ada banyak hal berharga yang bisa kita pelajari. Andrew Jason yang merupakan seorang Android Developer, seorang DJ, dan juga seorang gamer memberikan beberapa wawasan tentang bagaimana menghadapi ketakutan kita dan menjadikannya sebagai pelajaran berharga.

 

Singkirkan mental block

Saat ditanya apa ketakutan terbesarnya, pria yang biasa disapa AJ ini menceritakan ketakutannya mencoba hal baru. Hal ini disebabkan oleh mental block, yaitu penolakan yang tidak terkendali dari pikiran kita. Suatu hari, AJ dan teman-temannya pergi snorkeling dan itu adalah pertama kalinya AJ. Dia kemudian mulai panik karena takut tenggelam. Saat tubuhnya di dalam air, AJ juga gemetar.

Perasaan takut yang dialami AJ mungkin tidak bisa dihindari. Namun, alih-alih menyerah begitu saja dan melewatkan sesi snorkeling, AJ memilih untuk menerima ketakutannya dan menenangkan diri. Satu-satunya kunci untuk menghentikan keraguan kita adalah dengan melangkah ke tantangan baru. Dia menekankan bahwa jika kita tidak pernah mencoba, maka kita tidak pernah tahu.

 

Mari menjadi diri kita sendiri

Ada berbagai faktor yang meningkatkan kecemasan kita dan salah satunya adalah kebiasaan membandingkan diri kita dengan orang lain. Di era digital di mana media sosial digunakan oleh banyak orang, kita dapat dengan mudah membandingkan diri kita dengan pembaruan orang lain. Akibatnya, banyak pikiran menghakimi dan perasaan cemas yang muncul di benak kita.

Bagi AJ yang sudah mulai menjadi gamer sejak duduk di bangku sekolah dasar, solusi untuk masalah ini cukup sederhana. Kita hanya harus tetap berada di jalur kita karena sebenarnya, yang satu tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. “Hanya dengan menerima siapa Kamu, Kamu bisa berbuat lebih banyak,” kata AJ.

 

Belajar beradaptasi

Ketika kita berhadapan dengan rasa takut, kita juga harus memperhatikan bagaimana kita beradaptasi dengan lingkungan baru. Pada titik tertentu, kita bisa menghadapi kegagalan, mengalami burnout, atau hal-hal lain yang tidak diinginkan di lingkungan kita. Namun terlepas dari betapa sulitnya masa lalu, kita harus melanjutkan perjalanan dan mencari peluang besar lainnya.

Saat pertama kali bergabung dengan Cashlez, AJ yang pernah menjadi pengajar pemrograman sebelum bergabung dengan Cashlez tidak mengetahui lingkungan perusahaan fintech ini. Seiring berjalannya waktu, dia mulai menyadari bahwa Tim IT adalah yang terbaik yang pernah dia bayangkan. Mereka mendukung, rendah hati, dan membantu, terutama ketika AJ menghadapi tantangan yang tidak bisa dia selesaikan sendiri.

 

Tidak peduli seberapa takutnya kita, kita selalu bisa mulai berani ketika kita memutuskan untuk mengambil satu perubahan sederhana untuk mencapai tujuan kita. Berikut adalah pesan dari AJ “Banyak jalan menuju tujuan yang Anda tuju, tetapi seluruh jalan tersebut butuh effort.”

Share : icon icon