Fintech sebagai era baru bisnis memberi keuntungan pada perkembangan teknologi melalui inovasi-inovasi. Dilaporkan dari cekindo.com, jumlah perusahaan fintech di Indonesia telah tumbuh 78% sejak 2015, sementara 44% perusahaan menyediakan layanan pembayaran. Meskipun relatif baru, fintech tumbuh dengan cepat dan mempengaruhi bidang perbankan dan pembayaran. Kemajuan canggih industri fintech membawa dampak positif bagi lapangan kerja. Ada sejumlah pekerjaan yang tersedia di berbagai posisi, jadi kita tidak perlu menjadi ahli di pasar keuangan atau teknologi untuk bergabung dalam bidang ini.

Media dan Public Relation Cashlez, Devi Febriana akan menjelaskan mengapa bekerja di perusahaan startup fintech adalah peluang besar yang tidak boleh dilewati semua orang. Sebelumnya, Depu – nama panggilan dari Media dan PR ini, berpikir bahwa Cashlez hanyalah sebuah perusahaan teknologi, seperti kebanyakan dari kita yang tidak terlibat dalam industri ini. Tetapi ketika dia mulai bergabung dengan Cashlez, dia menjadi lebih familiar dengan fintech dan jenis-jenis bisnis pada sektor ini, seperti payment gateway, lending, dan asuransi. Depu bahkan awalnya tidak mengenal istilah MDR karena yang biasanya disebutkan pada transaksi pembayaran ialah "biaya yang dibebankan."

Ketidaktahuan yang dihadapi Depu benar-benar wajar bagi banyak mereka yang bekerja di bidang fintech, terutama yang bukan dari sektor yang mirip. Dua tahun sebelum menjadi Media dan PR di Cashlez, Depu memiliki karir PR di industri mode dan gaya hidup. Itu jelas berbeda dari tempat kerjanya saat ini. Namun, ketidakbiasaan itu tidak berarti bahwa seseorang harus menyerah. Tertarik pada perusahaan teknologi dan mengetahui potensinya, Depu yakin bahwa tantangan ini dapat memungkinkannya untuk terus berkembang.

Jadi, bagaimana rasanya bekerja di industri fintech? Bagi Depu, hal pertama yang akan Kamu alami adalah Kamu akan belajar banyak, baik dari pengalaman kerja sebelumnya, internet, atau buku. Sebagai Media dan Public Relation, ia harus mengetahui lebih banyak tentang Cashlez sehingga ia dapat melakukan yang terbaik untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam berkolaborasi dengan mitra dan media. Industri fintech sendiri cenderung lebih mengandalkan kerja tim daripada kecerdasan semata.

Untuk karir PR seperti Depu, berkolaborasi dengan yang lain, yaitu CEO, Desain Kreatif, Pengembangan Bisnis, Corsec, Kemitraan Keuangan, TI, dan Marcomm diperlukan. Kamu tidak bisa masuk ke langkah berikutnya jika Kamu tidak bisa bekerja dengan yang lain untuk menyelesaikan yang sebelumnya. “Untungnya, saya dikelilingi oleh Cashlezians yang sangat kooperatif, kata Depu.

Bekerja di industri fintech adalah tantangan baru bagi kita untuk meningkatkan spesialisasi kita sendiri. Ada juga banyak milenial yang biasanya memiliki banyak ide baru. Depu sendiri mengakui bahwa ia mendapatkan banyak pengalaman kolaborasi dengan bank, perusahaan fintech, dan juga asosiasi fintech, oleh karena itu, ia dapat memperluas jejaringnya juga. Selain itu, ada juga berbagai media yang berfokus pada fintech yang membantunya mendapatkan jejaring media serta kolega jurnalis baru.

Menjadi bagian dari perusahaan fintech dapat memberikan Kamu tantangan, tetapi Kamu akan sangat senang ketika Kamu berhasil menyelesaikan tanggung jawab Kamu. Untuk Devi yang merupakan satu-satunya yang terlibat dalam Media dan PR, adalah tanggung jawabnya untuk membuat strategi dan juga melaksanakannya. Depu, yang dikenal rekan-rekannya sebagai orang yang "santuy", menekankan pentingnya melakukan apa yang Kamu sukai dan mencintai apa yang Kamu lakukan. Ini memungkinkan Kamu untuk menikmati waktu luang dan mengurangi stres. Hal ini juga akan mempermudah Kamu mengatur waktu antara hari kerja dan waktu akhir pekan.

Share : icon icon