Wabah Covid-19 yang sudah ditemukan di Indonesia sejak awal Maret 2020 mempengaruhi berbagai aspek, termasuk aspek ekonomi. Hingga saat ini, banyak pelaku bisnis yang merugi akibat turunnya penjualan. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan sosial yang diterapkan untuk menekan resiko penyebaran virus Corona. Jadi, para pelanggan yang biasanya bisa berbelanja kini memutuskan untuk tetap tinggal di rumah. Lantas, apakah hanya pelaku bisnis yang memiliki toko fisik saja yang terpengaruh oleh keadaan ini? Sayangnya, pelaku bisnis online pun juga dapat mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelanggan karena pandemi Covid-19. Berikut ini terdapat 3 alasan yang membuat penjualan online Kamu terhambat di tengah penyebaran virus Corona serta cara mengatasinya.

 

  1. Tidak memiliki model bisnis

Sebelum menghadapi tantangan di tengah pandemi, Kamu tidak menentukan model bisnis apa yang Kamu ingin jalankan. Sebaliknya, Kamu malah berpikir bahwa penentuan model bisnis baru bisa Kamu tentukan apabila sudah memperkirakan jumlah pelanggan yang Kamu miliki. Padahal, cara berpikir ini perlu Kamu ubah. Model bisnis bukanlah hal sederhana yang bisa Kamu tentukan kapan saja, melainkan berfungsi untuk mempermudah Kamu mengelola bisnis. Makanya mulai dari sekarang, cobalah untuk mencari tahu mana model bisnis yang paling tepat untuk usaha online Kamu. Kamu dapat mulai dengan mempertimbangkan untuk menentukan cara apa yang akan Kamu gunakan untuk mempromosikan produk-produk Kamu. Dengan begitu, Kamu sudah berusaha sendiri untuk menciptakan kesempatan-kesempatan bagi bisnis Kamu, bukan hanya sekadar menunggu hingga kesempatan tersebut datang.

 

  1. Masih memikirkan diri sendiri

Kamu mungkin mempersiapkan segala hal untuk bisnis Kamu, mulai dari ide produk, modal, hingga konsep penjualan. Akan tetapi, bukan berarti bisnis tersebut harus selalu sesuai dengan apa yang Kamu pikirkan. Justru, Kamu harus memahami apa yang pelanggan Kamu butuhkan, kemudian menawarkan solusi bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, ketika Kamu ingin menyediakan berbagai produk es krim, Kamu tentu harus mengetahui rasa atau jenis es krim apa saja yang banyak diminati pelanggan. Bisa dibilang, tahap ini adalah tahap riset kecil-kecilan agar membuat usaha Kamu sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. Setelah itu, barulah Kamu bisa menentukan, apakah Kamu ingin menjual es krim dari produsen atau justru membuat sendiri. Selain menyesuaikan produk dengan kemauan pelanggan, Kamu juga bisa berjualan sesuai dengan kebutuhan orang-orang pada masa kini. Sebagai contoh, pada masa kini, Kamu dapat juga menawarkan berbagai masker dan alat pelindung diri lainnya sehingga pelanggan Kamu dapat mengurangi resiko terpapar virus Covid-19.

 

  1. Menganggap bisnis online mudah dilakukan

Karena tidak perlu repot-repot menyewa dan menjaga toko, banyak orang yang beranggapan bahwa usaha online jauh lebih mudah dibandingkan dengan membuka toko fisik. Namun pada kenyataannya, hal ini tidaklah tepat. Baik bisnis online dan offline sama-sama perlu dikelola secara tepat, mulai dari penyediaan modal, barang atau jasa, cara penjualan, serta harga produk. Bisa dibilang, hal yang membedakan keduanya hanyalah ada atau tidaknya tempat usaha saja. Apabila Kamu sudah memahami hal ini, tentu Kamu bisa lebih mudah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang Kamu hadapi saat mengelola bisnis secara online. Jadi ketika Kamu mengalami penurunan omset, Kamu bisa mulai melakukan evaluasi untuk mengatasinya. Salah satunya ialah dengan mengadakan promosi untuk menarik calon pelanggan. Selain itu, Kamu juga bisa menyediakan fitur pembayaran online dari Cashlez yang memudahkan pelanggan Kamu bertransaksi dari rumah mereka masing-masing.

 

Bisnis online pada umumnya mengalami peningkatan penjualan ketika pandemi Covid-19 karena orang-orang cenderung untuk tidak bepergian, termasuk untuk belanja. Maka dari itu, Kamu perlu menggunakan strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis online Kamu.

 

Share : icon icon