Dilansir dari liputan6.com, Visa yang merupakan perusahaan pembayaran digital membuktikan adanya pergeseran kebiasaan dan perilaku belanja masyarakat Indonesia sejak kemunculan era “New Normal.”  Berdasarkan survei yang dilakukan Visa, 62% responden mulai membiasakan diri melakukan pembayaran nontunai. Dibandingkan uang cash, mereka lebih sering menggunakan transaksi menggunakan kartu maupun pembayaran menggunakan mobile application.

 

Sementara itu, para responden juga menyatakan bahwa mereka berencana untuk tetap menggunakan pembayaran digital, tidak kembali menggunakan uang cash setelah pandemi Covid-19 berakhir. Survei ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku masyarakat Indonesia yang berubah sejak kemunculan wabah Covid-19. Menurut Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman, temuan-temuan ini diharapkan dapat mendukung ekosistem keuangan di Indonesia dan membantu masyarakat Indonesia beradaptasi.

 

Pada masa krisis seperti sekarang ini, kesehatan fisik masih menjadi perhatian utama. Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan Visa, masyarakat Indonesia juga mementingkan kondisi finansialnya. Sebanyak 78% masyarakat Indonesia setuju bahwa kondisi pandemi mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam merencanakan keuangan.

 

Sementara itu, banyak konsumen yang mulai mencoba berbelanja melalui e-commerce untuk pertama kalinya dan berencana untuk lebih sering berbelanja online. Berdasarkan survei, 56% responden mengatakan bahwa belanja online memberikan pengalaman yang lebih positif dibandingkan berbelanja langsung ke toko. Dilansir dari liputan6.com, survei yang diadakan Visa ini juga menunjukkan kebiasaan nontunai yang terbentuk di seluruh dunia. Hal ini membuat intensitas untuk melakukan pembayaran nontunai menjadi lebih konsisten, yakni melalui transaksi elektronik dibandingkan dengan uang cash.

 

Survei tersebut juga membuktikan bahwa responden Indonesia mengaku cukup optimis terhadap pemulihan ekonomi. Terdapat 64% responden yang meyakini bahwa perekonomian dapat dilakukan secara cepat apabila kondisi kesehatan dapat terkendali. Menurut Riko, tantangan pada situasi saat ini semakin mempercepat penyesuaian teknologi digital masyarakat, termasuk dalam pilihan pembayaran.  Melalui  perdagangan digital, konsumen dan pelaku usaha dapat merasakan kemudahan terhubung melalui dunia digital. Percepatan digitalisasi juga akan menjadi pondasi pada masa New Normal.

 

Dilansir dari teknologi.bisnis.com, Cashlez yang merupakan Perusahaan Fintech Payment Gateway bekerja sama dengan Visa untuk memperkenalkan layanan Visa Business Payment Solution Providers (BPSP). Layanan ini bertujuan untuk mempermudah pembayaran business-to-business (B2B) antara pembeli (buyer) dan penjual (supplier) yang masih belum menerima pembayaran menggunakan kartu.

 

Layanan BPSP menjadi solusi atas kesenjangan antara pembeli dan penjual penerima non-kartu. Melalui layanan ini, pembeli dapat menggunakan pembayaran Visa Commercial Credit Card mereka. Selain itu, pembeli juga dapat mengirimkan dana langsung ke rekening bank penjual. Dari sisi penjual, layanan BPSP membantu untuk menerima transaksi secara lebih lancar dan cepat dibandingkan sebelumnya. Proses rekonsiliasi untuk pembeli dan penjual juga dapat disederhanakan, yakni melalui pengiriman data pembayaran yang telah dilakukan kedua pihak.

 

Direktur Utama Cashlez, Tee Teddy Setiawan menyatakan bahwa kerja sama ini bertujuan agar para merchant bisa menerima pembayaran nontunai secara cepat serta aman. Sementara itu, Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia mengatakan bahwa layanan BPSP mempermudah pelaku bisnis untuk mengoptimalkan Visa Commercial Card serta memaksimalkan modal kerja mereka, menyederhanakan proses-proses yang ada, meningkatkan efisiensi, serta mengelola cash flow secara lebih baik.

 

Terdapat lebih dari 7.000 pelaku usaha dari berbagai skala termasuk enterprise, medium dan small merchant, di bidang ritel, fashion, makanan & minuman, pariwisata, dan lain sebagainya yang telah bergabung menjadi mitra Cashlez. Para pelaku usaha tersebut tersebar di kota-kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Makassar, dan Malang.

 

Share : icon icon