Sektor bisnis Meeting, Incentive, Travel, Conference, and Exhibition atau yang lebih sering disebut sebagai industri MICE menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak oleh pandemi virus Covid-19. Dilansir dari eksbis.sindonews.com, terdapat banyak acara di berbagai negara yang harus ditunda maupun dibatalkan karena pandemi ini. Sementara itu, berdasarkan Indonesia Event Industry Council (Ivendo), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan terdapat sekitar 96,43% acara di 17 provinsi yang harus ditunda dan 84,20% lainnya terpaksa dibatalkan. Untuk memulihkan sektor industri MICE, pemerintah dan para pelaku usaha di sektor ini perlu mempersiapkan strategi yang baru sehingga industri MICE dapat disesuaikan dengan masa adaptasi baru (new normal).

 

Tantangan Industri MICE pada masa adaptasi baru

Dilansir dari nusabali.com, pengamat pariwisata Sapta Nirwandar mengungkapkan perlunya strategi baru bagi para pelaku industri pariwisata yang menjadi penyedia jasa meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE) sehingga usaha mereka tetap bertahan di masa adaptasi baru sekaligus berjalan sesuai dengan protokol kesehatan. Sapta Nirwandar juga menjelaskan bahwa sektor MICE menjadi sektor bisnis yang paling kesulitan untuk menerapkan protokol kesehatan guna mencegah resiko penyebaran Virus Covid-19. Hal ini dikarenakan sebelum kemunculan pandemi Covid-19, sebuah acara yang diselenggarakan biasanya mampu menarik pengunjung dalam jumlah banyak.

 

Pelatihan bagi pelaku industri MICE secara daring

Untuk membangkitkan kembali industri MICE, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyiapkan strategi untuk mendukung kegiatan di hotel serta tempat penyelenggaraan MICE lainnya. Dilansir dari bisnis.com, penyelenggaraan kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan protokol kesehatan di era adaptasi baru yang mengacu pada aturan organisasi internasional serta aturan lingkup nasional. Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk membantu pelaku industri MICE, salah satunya ialah melalui pelatihan secara daring yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas profesional di era new normal. Ekonomi.bisnis.com kemudian juga menyebutkan bahwa pelatihan tersebut terbagi atas beberapa klaster, seperti event management, event logistic, marketing communication, serta stand building.

 

Pengadaan acara virtual & pembatasan jumlah pengunjung

Agar dapat bertahan di masa new normal, para pelaku industri MICE perlu melakukan penyesuaian. Karena seperti yang kita tahu, pandemi Covid-19 telah mengubah kecenderungan masyarakat dalam hal kebersihan, keamanan, serta kenyamanan. Salah satu solusi untuk menyesuaikan perubahan ini ialah beralih dari offline ke online. Jadi, para pelaku MICE akan sangat mengoptimalkan infrastruktur teknologi untuk terhubung dengan audiens. Sementara itu, untuk penyelenggaraan event offline, para pelaku industri MICE diwajibkan untuk membatasi jumlah pengunjung serta menerapkan protokol kesehatan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan semua pihak.

 

Pentingnya penerapan SOP selama penyelenggaraan acara

Melalui kemenparekraf.go.id, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa menyebutkan bahwa  persiapan SOP baru bagi promotor event sangatlah penting untuk dilakukan sejak dini. Hal ini bertujuan untuk untuk mengantisipasi adanya permintaan penyelenggaraan acara ketika sudah memasuki masa new normal. Menurutnya, industri penyelenggara acara merupakan sektor yang paling terdampak karena industri ini mengandalkan perkumpulan banyak orang. Maka dari itu, pada masa adaptasi baru, diperlukan SOP yang jelas, khususnya mengenai kesehatan dan higienitas.

 

Meskipun belum ada yang bisa memprediksi kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, diharapkan para pelaku industri MICE dapat berperan secara aktif untuk mempromosikan acara serta menarik pengunjung sesuai dengan protokol kesehatan. Maka dari itu, penerapan strategi-strategi adaptasi industri MICE sangatlah dianjurkan.

Share : icon icon