Pasar tradisional menjadi salah satu elemen penting dalam menggerakkan roda perekonomian di Indonesia. Bppp.kemendag.go.ri menyebutkan bahwa pada tahun 2017, terdapat 13.450 pasar tradisional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, jumlah pedagang pasar diperkirakan mencapai angka 12,6 juta, tetapi belum termasuk dengan jumlah para pemasok dan pengelola pasar. Tentu saja, kita tidak boleh cukup berpuas diri terhadap banyaknya jumlah pedagang, melainkan juga harus ikut aktif untuk mendukung kemajuan usaha mikro. Yuk, simak kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis di pasar tradisional!

 

1. Mengambil referensi dari studi kasus

Bukan hanya siswa-siswa yang berada di bangku sekolah saja yang perlu belajar. Para pelaku usaha juga perlu mempelajari kiat-kiat bisnis yang ingin mereka terapkan. Karena pada dasarnya, untuk mencapai sebuah kesuksesan, mengalami trial and error adalah hal yang wajar. Jika misalnya, strategi kita untuk bekerja sama dengan supplier yang menawarkan harga lebih murah tidaklah efektif, maka cobalah untuk mencari supplier lain yang kualitasnya lebih baik.

 

2. Jujur kepada siapapun

Sikap paling penting yang perlu dimiliki oleh pedagang ialah kejujuran. Tanpa adanya ini, maka pelaku usaha akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan. Bayangkan saja jika misalnya ada pelaku usaha yang memberikan harga berbeda antara satu pelanggan dan pelanggan lainnya. Hal ini tentu akan membuat pelanggan kecewa dan memutuskan untuk berbelanja di tempat lain.

 

3. Go digital supaya tidak tertinggal

Apakah pedagang di pasar tradisional tidak memerlukan solusi bisnis online? Tentu saja tidak. Karena seperti yang kita tahu, kita sudah tinggal di era digital. Makanya, para pedagang, termasuk yang berjualan di pasar tradisional, juga memerlukan aplikasi bisnis agar bisa melayani pelanggan secara lebih maksimal. Melalui Cashlez App, para pelaku usaha mikro bisa menerima pembayaran digital dan pembayaran berbasis QR tanpa perlu melakukan kontak langsung dengan pelanggan.

 

4. Jaga hubungan baik dengan supplier

Pada dasarnya, mendapatkan supplier yang sesuai dengan ekspektasi kita bukanlah hal yang sederhana. Pastinya, ada berbagai pertimbangan yang akan kita pikirkan, mulai dari kualitas produk, konsistensi supplier, serta harga yang ditawarkan. Oleh karena itu, ketika kita sudah mendapatkan supplier yang sesuai, jagalah hubungan baik dengan supplier tersebut. Karena pada dasarnya, hubungan antara pedagang dan supplier adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu sama lain.

 

5. Berikan insight kepada pelanggan

Tentu saja, seseorang yang berjualan bertujuan untuk mendapatkan profit. Akan tetapi, untuk bisa membuat usaha semakin berkembang, ada baiknya kita tidak hanya terpaku untuk mencari keuntungan, tetapi justru menyediakan kebutuhan pelanggan. Berikan pemahaman-pemahaman terhadap barang yang ingin mereka beli sehingga mereka bisa menentukan, apakah produk tersebut benar-benar sesuai dengan mereka atau mereka justru membutuhkan jenis produk yang lain.

 

6. Promosi sebagai bentuk apresiasi

Siapa bilang promosi berupa potongan harga atau hadiah langsung hanya bisa ditemukan di pasar swalayan? Para pelaku usaha di pasar juga bisa loh memberikan promosi kepada para pelanggannya sebagai bentuk apresiasi. Diskon tersebut mungkin diberikan karena pelanggan merupakan pembeli yang loyal atau karena pelanggan telah membeli dalam jumlah yang banyak.

 

Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, pasar tradisional memiliki potensi yang besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Maka dari itu, kita harus bisa menyesuaikan kebiasaan-kebiasaan dalam berbisnis dengan tren di era digital, namun tetap mempertahankan prinsip-prinsip penting dalam berjualan.

 

Share : icon icon