Trianita Adhi - Founder of Woodka

Sebagai sebuah aksesoris yang digunakan untuk menunjang penampilan, jam tangan diproduksi menggunakan berbagai variasi model dan bahan baku. Salah satunya ialah Woodka, brand lokal asal Bandung yang sudah didirikan sejak tahun 2013. Melalui konsep yang unik, yakni jam tangan dari limbah kayu dengan strap yang bisa ditukar-tukar, Merchant Cashlez yang satu ini berhasil menarik perhatian para pecinta jam tangan hingga ke luar negeri loh!

 

Pendiri Woodka, yakni Trianita Adhi, menceritakan bagaimana awal mula ia bersama rekan-rekannya mendirikan usaha kreatif yang mendukung pelestarian lingkungan ini. Ketika masih berkuliah, ia bukan hanya termotivasi untuk memiliki usaha sendiri, tetapi juga untuk mendukung masyarakat agar menghindari perilaku konsumtif. Dari sinilah, muncul ide untuk menghadirkan interchangeable straps pada jam tangan. Jadi, pelanggan Woodka bisa mengganti-ganti sendiri strap yang ingin ia kenakan sesuai dengan aktivitas sehari-harinya.

 

sumber gambar: IG @woodka_

Sementara itu, keputusan Trianita untuk menggunakan bahan material kayu pada brandnya ternyata bukan hanya karena tampilannya yang unik saja. Menurut Trianita, material berupa kayu sangatlah mudah ditemukan di Indonesia karena di sini, ada banyak sekali pengrajin kayu. Dari sinilah, ia mulai berpikir untuk memanfaatkan limbah kayu yang kemudian disebut sebagai recycle wood. Selain kayu, Woodka juga menggunakan tiga material utama, yaitu kulit, kanvas, serta tenun Jepara.

 

Mendirikan bisnis yang sudah memasuki tahun ke-7 bukanlah hal yang sederhana. Trianita tentu menghadapi berbagai tantangan yang selalu ia jadikan pelajaran berharga. Salah satunya ialah melawan stigma terhadap womenpreneur, yakni anggapan bahwa perempuan tidak bisa menjalankan usahanya secara serius. Selain itu, ia juga harus menyeimbangkan antara preferensi pribadi dengan keinginan pelanggan. Akan tetapi, hal ini tidaklah membuatnya menyerah, melainkan terus membuktikan bahwa strategi campaign yang ia lakukan benar-benar dibuat berdasarkan research.

 

Untuk menjalankan bisnis, Trianita percaya bahwa ada hal yang perlu diperhatikan, yakni rasa ingin tahu, empati, dan tahan banting. Rasa ingin tahu memotivasi kita untuk terus belajar dan menjadikan brand lebih baik dari yang sebelumnya. Sementara itu, empati membantu kita untuk menyesuaikan campaign dengan kebutuhan pelanggan. Jadi, kita harus bisa menempatkan diri pada posisi sebagai pelanggan. Terakhir, penting juga untuk menjadi orang yang tahan banting dan tidak meremehkan diri sendiri.

 

sumber gambar: IG @woodka_

Di samping melakukan peningkatan dari segi produk, Trianita dan tim juga menyadari betapa pentingnya pelayanan dan efektivitas dalam berbisnis. Itulah alasannya mereka mempercayakan Cashlez sebagai mitra bisnisnya. Menurutnya, Cashlez sangat memudahkan, apalagi ketika Woodka sedang mengadakan event. Semua transaksi bisa tercatat otomatis, tidak perlu kita lakukan secara manual. Bukan Cuma itu saja, pelanggan Woodka juga bebas memilih opsi pembayaran yang mereka inginkan. Apabila berada di posisi pelanggan, Trianita sendiri mengakui bagaimana mudahnya membeli produk tanpa harus repot-repot berpikir mau bayar pakai apa. Tidak heran, Cashlez juga sudah meningkatkan daya beli woodka. Pelanggan tidak perlu membuang-buang waktu untuk mengurus pembayaran karena ada solusi bisnis terintegrasi dari Cashlez untuk mereka.

 

Dari Trianita, kita semua bisa belajar bahwa sebuah mimpi bisa menjadi hal bermanfaat apabila kita gigih mewujudkannya. Bisa dibayangkan, pada tahun 2013, Trianita hanya menjalankan bisnisnya ini melalui Instagram saja. Kemudian dua tahun berikutnya, ia mulai memiliki website dan toko sendiri. Ketika itu, ia sempat pindah ke beberapa lokasi. Kemudian pada tahun 2016, akhirnya ia dan tim memiliki kantor sendiri. Jadi mulai sekarang, yuk, tekuni apa yang kita impikan!

Share : icon icon