Pernah dengar berita tentang penjualan barang-barang tertentu yang meningkat drastis? Misalnya saja dari yang harganya puluhan atau ratusan juta rupiah, tiba-tiba menjadi jutaan, puluhan juta, bahkan ratusan juta rupiah! Tak ayal, barang-barang ini menjadi barang yang langka dan menarik perhatian banyak orang untuk dijadikan sebagai peluang bisnis.

 

Eits, tapi ada baiknya, Kamu tetap memikirkan baik-baik ya sebelum mengambil keputusan. Soalnya, bisa saja peluang bisnis tersebut hanyalah fenomena gelembung (bubble) ekonomi semata yang pada akhirnya akan membuat pelaku usaha menjalankan monkey business. Lantas, apa sih yang dimaksud dengan kedua fenomena tersebut dan seperti apa contohnya di Indonesia? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

 

Apa yang dimaksud dengan gelembung ekonomi?

Dilansir dari kompas.com, gelembung ekonomi mengacu pada sebuah keadaan saat harga produk dalam segmen pasar tertentu mengalami peningkatan yang luar biasa alias tidak wajar, serta terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun bisa menjanjikan keuntungan yang besar, pada akhirnya harga barang tersebut bisa kembali merosot.

 

Apa yang dimaksud dengan monkey business?

Dilansir dari amartha.com, meskipun menggunakan istilah monkey, fenomena yang satu ini tidak sama sekali berhubungan dengan bisnis jual beli monyet kok. Istilah monkey digunakan sebagai perumpamaan yang untuk sikap pelaku bisnis yang tidak peduli dengan pelanggannya setelah mendapatkan keuntungan.

 

Mengapa monkey business bisa terjadi?

Salah satu hal yang dapat menyebabkan terjadinya fenomena ini ialah ketika sebuah bisnis menjadi tren sehingga banyak diminati. Namun, jumlah barang yang tersedia tidak banyak sehingga menjadi langka. Hal inilah yang kemudian memicu munculnya gelembung ekonomi, dimana harga barang yang banyak dicari tersebut meningkat drastis dan pada akhirnya menimbulkan peluang untuk meraup keuntungan besar melalui monkey business. Lantas, apa saja sih contoh monkey business yang pernah terjadi di Indonesia? Berikut ulasannya!

 

Fenomena-fenomena monkey business yang pernah ada di Indonesia

 

Pada dasarnya, kemunculan monkey business di Indonesia bukanlah hal yang baru. Soalnya, kalau kita melihat pada tahun-tahun sebelumnya, terdapat juga beberapa jenis barang yang dijual dengan harga selangit. Yuk, simak beberapa contohnya berikut ini!

 

1. Batu akik

Fenomena bisnis batu akik muncul pada sekitar tahun 2014. Dilansir dari merdeka.com, hal ini dimulai ketika Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 Republik Indonesia, memberikan batu akik jenis bacan kepada Barack Obama yang waktu itu menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Alhasil, batu akik tersebut lantas menjadi incaran banyak orang dan bahkan harganya mencapai puluhan juta. Ketenaran batu akik kemudian mulai meluas, namun pada akhir 2015, tren ini mulai menghilang.

 

2. Tokek


Nah
, kalau peluang bisnis yang satu ini mulai booming pada sekitar 12 tahun yang lalu. Pada waktu itu, tokek yang dicari ialah tokek yang dapat berbunyi lima kali dalam satu waktu. Soalnya, kebanyakan tokek hanya berbunyi maksimal selama empat kali saja. Harganya sendiri bisa mencapai ratusan ribu per onsnya. Makanya, tidak heran jika ada banyak orang yang melakukan pencarian tokek, bahkan sampai membuat peternakan tokek. Konon katanya, tokek yang dijual ini dapat dikonsumsi dan menjadi obat penyembuh HIV/AIDS.

 

3. Tanaman Anthurium

Anthurium Jemani juga termasuk salah satu tanaman yang pernah menjadi peluang monkey business di Indonesia. Ketika itu, harga satu tanaman ini bisa mencapai ratusan juta. Bahkan, kepopuleran tanaman yang daunnya besar dan lebar ini bisa membuat jenis tanaman hias lainnya ikutan booming. Tidak sedikit orang yang mengincar Anthurium, baik untuk dikoleksi maupun untuk dijual lagi. Ketika awal kemunculan pandemi Covid-19 pada tahun 2020, Anthurium kembali hits, namun harganya tidak setinggi dahulu.

 

4. Koin logam kelapa sawit  Rp1.000


Pada pertengahan tahun 2020, kita juga sempat mendengar adanya koin logam kelapa sawit 1.000 rupiah yang harganya mencapai puluhan, bahkan seratus juta. Hal ini tentu menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Akan tetapi, dilansir dari suara.com, Bank Indonesia sudah memberikan konfirmasi bahwa koin logam tersebut belumlah ditarik dari peredaran sehingga masih menjadi alat pembayaran yang sah.

 

5. Lovebirds


Apabila Kamu termasuk salah satu pecinta burung, maka Kamu pasti familiar dengan lovebird. Jenis burung yang satu ini juga pernah dijadikan peluang monkey business dan harganya mencapai miliaran rupiah loh! Akan tetapi, proses penjualannya juga tidak instan. Soalnya, para pecinta burung perlu mengetahui musim yang tepat untuk melakukan penjualan. Apalagi, burung juga akan mengalami pergantian bulu. Meskipun kini harga lovebird tidak setinggi dulu, jenis burung yang satu ini masih menjadi incaran bagi para kolektor burung.

 

6. Tanaman gelombang cinta

Beberapa tahun lalu, tanaman yang memiliki daun hijau bergelombang ini sempat menjadi tanaman yang banyak diburu. Ketika itu, harganya mencapai jutaan rupiah. Biasanya, tanaman ini untuk dijadikan hiasan di dalam maupun di luar rumah. Namun, harga tanaman ini kemudian terjun bebas setelah banyak yang mengembangbiakannya. Meskipun demikian, tanaman ini masih banyak diminati loh oleh para pecinta tanaman.

 

7. Tanaman Janda Bolong

Nah, di tahun 2020 kemarin, tanaman janda bolong rupanya mulai naik daun. Ketika itu, harga bibit tanaman janda bolong bisa mencapai jutaan rupiah. Sementara itu, harga satu tanaman ini pernah dijual seharga puluhan jutaan rupiah. Biasanya, tanaman monstera ini dijadikan sebagai hiasan di untuk mempercantik halaman rumah. Popularitasnya semakin melonjak karena adanya media sosial. Tampilannya yang instagramable membuatnya banyak dilirik orang.

 

Pada dasarnya, komoditas-komoditas monkey business merupakan komoditas yang bersifat sementara. Maka dari itu, ada baiknya Kamu mempertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan untuk terlibat di dalamnya. Jangan sampai, hanya karena “latah,” Kamu hanya terfokus untuk memikirkan keuntungan diri sendiri saja. Karena pada dasarnya, proses untuk meraih kesuksesan tidaklah instan, bukan?

Share : icon icon