Meskipun sudah memasuki masa adaptasi baru, kita belum bisa memprediksi kapan pandemi Covid-19 berakhir. Pada masa ini, tidak sedikit pelaku usaha yang menghadapi tantangan akibat menurunnya permintaan pasar. Karena itu, sedikit pelaku usaha dari berbagai sektor, seperti event organizer, pariwisata, digital printing, serta perhotelan yang memilih untuk membuat strategi pivot. Dibandingkan hanya menunggu hingga grafik pandemi mengalami penurunan, tentu para pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 memilih untuk tetap berusaha melanjutkan bisnis mereka.
Sebenarnya, kata pivot mengacu pada salah satu teknik pada olahraga basket, yakni teknik mengubah arah, namun tetap berpijak pada salah satu kaki. Namun dalam dunia bisnis, pivot merupakan salah satu cara untuk mengembangkan bisnis yang dilakukan melalui perubahan pada model bisnis sebelumnya. Akan tetapi, perubahan tersebut tidak dilakukan secara keseluruhan, melainkan masih berpedoman pada visi pelaku usaha.
Yang perlu dilakukan pelaku usaha sebelum menjalankan strategi pivot
Ketika melakukan strategi pivot, para pelaku usaha akan mengubah konsep bisnis mereka berdasarkan riset kebutuhan pasar. Jadi, pada tahap awal, para pelaku usaha yang melakukan strategi pivot perlu mempelajari dan memahami siapa target pelanggan mereka serta produk seperti apa yang pelanggan mereka butuhkan.
Ketika masa pandemi Covid-19 misalnya, pelaku usaha yang melakukan strategi pivot perlu memahami seperti apa perubahan kecenderungan pelanggan. Jika biasanya pelanggan dapat dengan mudah menikmati makanan di restoran, cafe, maupun tempat makan lainnya, kini tidak sedikit pelanggan yang lebih memilih layanan pesan antar. Maka dari itu, peluang bisnis layanan pesan antar menjadi salah satu opsi bisnis bagi pelaku usaha terdampak Covid-19.
Mengubah model bisnis untuk beradaptasi di era new normal
Strategi pivot dalam bisnis bukan hanya berhubungan dengan produk penjualan, melainkan juga dengan model bisnis yang dijalankan. Jika dahulu misalnya seorang pelaku UMKM menjual produk secara offline, kini mereka dianjurkan untuk beralih ke sistem online. Melalui sistem online, masyarakat dapat mendapatkan produk yang mereka pesan tanpa perlu datang langsung ke toko.
Penjualan secara online ini dapat dilakukan melalui berbagai platform, mulai dari marketplace, website e-commerce, serta media sosial. Platform-platform ini juga mempermudah pelaku usaha untuk menjangkau lebih banyak pelanggan karena platform online dapat menjangkau lebih banyak audiens serta dapat diakses kapan saja. Sementara pada toko offline, terdapat jam operasional tertentu serta sulit diakses oleh pelanggan yang tinggal jauh dari toko tersebut.
Perubahan ke sistem online ini juga bisa Kamu lakukan ketika mengelola usaha. Melalui Cashlez, Kamu akan memperoleh akses laporan transaksi secara real time sehingga bisa Kamu pantau kapan saja dan dimana saja. Sebagai Payment Gateway, Cashlez juga mempermudah Kamu dan pelanggan untuk bertransaksi tanpa tatap muka, yakni melalui fitur QuickShare, online card payment, serta virtual account.
Jadi, sebelum memutuskan untuk menggunakan strategi pivot, Kamu perlu mempersiapkan berbagai hal hingga produk alternatif Kamu siap untuk ditawarkan. Karena untuk memperoleh hasil yang memuaskan, Kamu perlu melalui prosesnya dari awal hingga akhir. Maka dari itu, pastikan juga Kamu tidak membuat keputusan secara gegabah tanpa mempertimbangkan berbagai kepentingan bisnis Kamu. Keputusan yang diambil tanpa pertimbangan bijak tentu bisa membuat Kamu kesulitan sendiri. Apakah Kamu termasuk salah satu pelaku usaha yang menggunakan strategi pivot ketika masa pandemi? Strategi pivot apa yang Kamu gunakan?