Seperti yang kita ketahui, tidak sedikit pelaku UMKM yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Meskipun demikian, bukan berarti pelaku UMKM harus menyerah karena akan ada banyak kesempatan yang bisa didapatkan pelaku UMKM apabila mereka beralih ke digital. Sayangnya, dilansir dari liputan6.com, baru 18 persen dari total keseluruhan UMKM saja yang sudah memanfaatkan platform digital.

Pada dasarnya, digitalisasi di tingkat pelaku usaha berskala mikro dan kecil memang baru terjadi beberapa tahun belakangan ini. Sementara itu, masih banyak pelaku UMKM yang lebih mengandalkan strategi bisnis tradisional, misalnya seperti hanya fokus pada toko fisik saja. Akan tetapi, mempertahankan bisnis dengan cara yang lama, apalagi di tengah pandemi tentu akan sangat menantang.

 

Bagaimana Cara Mempertahankan Bisnis di Tengah Pandemi?

Menjalankan bisnis mikro dan kecil pada masa pandemi membutuhkan dua hal penting. Pertama, Kamu harus memastikan bahwa bisnis dijalankan berdasarkan protokol kesehatan yang berlaku. Kedua, Kamu juga perlu fokus untuk beradaptasi pada kebiasaan-kebiasaan baru agar bisnis Kamu bisa meraih target yang diinginkan. Apalagi pada pandemi seperti sekarang ini, pelaku UMKM perlu menyadari pentingnya mengoptimalkan teknologi seperti layanan payment gateway.

 

Mengatur Strategi UMKM di Masa Pandemi

Tentu saja, kelangsungan bisnis Kamu sangatlah dipengaruhi oleh apa yang Kamu lakukan. Maka dari itu, sangatlah penting untuk mengatur strategi secara tepat agar UMKM Kamu bukan hanya bertahan, tetapi juga bisa berkembang. Pastikan Kamu juga menghindari beberapa kesalahan yang dapat menghambat bisnis Kamu berikut ini ya!

 

1.  Tidak mengoptimalkan digital marketing

Selama pandemi, banyak pelaku UMKM yang mulai memasarkan produk mereka secara online. Melalui strategi pemasaran secara digital, Kamu bisa memperluas kesempatan untuk meningkatkan penjualan. Bukan hanya itu saja, kehadiran bisnis UMKM secara online juga membantu pelaku usaha seperti Kamu untuk membangun hubungan baik dan meningkatkan loyalitas pelanggan, bukan sekadar bergatung pada keuntungan jangka pendek saja. Maka dari itu, pastikan bisnis Kamu aktif di media sosial ya!

 

2. Tidak mempelajari teknologi yang mendukung bisnis

Di era yang serba digital ini, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha mikro dan kecil untuk berkembang, misalnya melalui adanya aplikasi kasir. Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM yang belum mengakses teknologi tersebut. Padahal, dengan menggunakan aplikasi untuk bisnis, Kamu bisa menjalankan usaha secara lebih efisien. Jika tadinya harus menghabiskan waktu untuk merekap penjualan, kini data penjualan bisa Kamu pantau secara real time melalui Cashlez Reporting.

 

3. Tidak melakukan back up data secara teratur

Tujuan utama dari back up data ialah untuk menyimpan data-data penting. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi apabila terjadi kesalahan sistem ataupun kegagalan drive. Back up data bisa Kamu lakukan secara manual maupun menggunakan solusi backup otomatis. Terlepas dari apa pilihanmu, yang terpenting ialah Kamu memiliki cadangan data sehingga tidak kehilangan informasi penting yang berhubungan dengan usaha Kamu. Nah, pastikan Kamu juga menarik data pada laporan penjualan yang ada di Cashlez Reporting juga ya karena data tersebut hanya tersimpan selama empat bulan!

 

4. Hanya berharap tanpa bertindak

Bersikap optimis dan yakin bahwa Kamu dapat melalui segala tantangan adalah hal yang baik. Akan tetapi, perlu diingat bahwa Kamu pun harus berupaya untuk bisa melaluinya. Karena tanpa adanya perubahan dari diri Kamu dan bisnis Kamu, situasi yang Kamu hadapi pun tidak akan berubah. Sangatlah wajar jika Kamu merasa khawatir dan cemas. Namun, hanya Kamulah yang dapat mengatasi hal tersebut. Jangan sungkan untuk mencari bantuan yang Kamu butuhkan, misalnya seperti modal usaha untuk meningkatkan produktivitas usaha.

 

Pandemi memang bukanlah suatu hal yang bisa kita hindari. Namun, alih-alih hanya membatasi diri, bukankah lebih baik jika kita bisa berintrospeksi?

 

Share : icon icon