Sektor pertanian bukan hanya berperan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, melainkan juga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Maka dari itu, tidak heran bila pemerintah terus mendukung generasi muda untuk terjun dan mengembangkan berbagai produk pertanian.

 

Dikenal sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi, petani millenial memiliki potensi untuk mengubah stigma bisnis pertanian tradisional menjadi bisnis pertanian yang dikelola secara modern dan menyesuaikan dengan tren masa kini.

 

Tentu saja, untuk menjalankan bisnis pertanian bukanlah proses yang instan. Ada banyak hal yang perlu dipelajari para millenial, baik dalam segi produksi, pemasaran, dan lain sebagainya. Maka dari itu, yuk cari tahu apa saja dos dan don’ts yang tidak boleh dilakukan pelaku usaha!

 

Dos

 

1. Menyiapkan rencana bisnis

 

Seperti halnya pelaku usaha di bidang lain, para pebisnis muda yang berfokus di bidang pertanian juga harus menyiapkan rencana bisnis yang akan mereka jalankan. Untuk mempersiapkannya, mula-mula Kamu harus menentukan terlebih dahulu apa saja tujuan yang ingin Kamu capai, misalnya seperti menambah variasi budidaya tanaman atau meningkatkan jumlah penjualan online. Rencana bisnis ini akan membantu Kamu untuk fokus pada kesempatan-kesempatan yang harus Kamu dapatkan.

 

[Baca juga: 5 Tips Berbisnis di Sektor Pertanian yang Wajib Kamu Terapkan]

 

2. Memantau arus kas

 

Untuk bisa menjalankan bisnis secara lancar, Kamu juga harus memastikan kelancaran arus kas pada bisnis Kamu. Buatlah daftar anggaran biaya yang harus Kamu keluarkan. Sementara itu, untuk mendata pemasukkan dari penjualan hasil pertanian, Kamu bisa memanfaatkan Cashlez Reporting, fitur dari Cashlez yang mencatat semua transaksi pembayaran secara otomatis.

 

3. Siapkan rencana cadangan sebagai antisipasi

 

Tidak bisa dipungkiri, seberapa baik pun perencanaan bisnis yang Kamu buat, Kamu tetap bisa menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Sebagai contoh, Kamu mengalami kendala pada proses penanaman dikarenakan perubahan iklim. Nah, hal ini bisa Kamu antisipasi sebelumnya dengan menyeleksi jenis buah, sayuran, atau hasil tani lainnya yang hendak Kamu budidayakan.

 

Don’ts

 

1. Tidak selektif saat memilik rekan bisnis

 

Agar bisnis pertanian Kamu semakin berkembang, Kamu bisa mulai menjalin kemitraan, misalnya dengan rekan bisnis yang menyediakan bibit pertanian atau layanan ekspedisi untuk mengirimkan produk-produk yang dipesan pelanggan ke alamat tujuan. Nah, ketika hendak menjalin kemitraan, Kamu tidak boleh tergesa-gesa. Pertimbangkan baik-baik bagaimana reputasi mitra dan kontribusi yang dapat mereka lakukan. Nah, apabila Kamu ingin mencari mitra terpercaya yang mempermudah Kamu menyediakan berbagai opsi pembayaran nontunai, Kamu bisa langsung download Aplikasi Cashlez!

 

[Baca juga: Jadi Petani Millennial di Era Digital? Siapa Takut!]

 

2. Sibuk alih-alih produktif

 

Kamu tentu sudah menyadari bahwa menjadi pelaku bisnis membuat Kamu harus siap untuk mengerjakan banyak hal. Namun, jangan sampai hal-hal yang Kamu kerjakan tersebut tidaklah memiliki dampak yang baik. Pastikan untuk selalu membuat prioritas, mana hal yang harus Kamu kerjakan dan mana hal yang justru harus Kamu kesampingkan terlebih dahulu.

 

3. Mengerjakan sesuatu secara tergesa-gesa

 

Kamu mungkin berpikir bahwa semakin cepat Kamu bisa mengerjakan sesuatu, maka semakin baik juga perkembangan bisnis pertanian yang Kamu jalankan. Padahal, pada saat-saat tertentu, Kamu juga perlu melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah Kamu kerjakan sebagai acuan agar bisnis Kamu semakin maju.



Ketika Kamu memahami apa saja hal yang perlu dilakukan dan apa saja hal yang harus dihindari dalam berbisnis pertanian, maka Kamu bisa mengembangkan bisnis yang Kamu jalankan. Di antara dos dan don’ts di atas mana saja yang sudah Kamu jalankan?

Share : icon icon