Pada era yang kini sudah mengalami digitalisasi, kegiatan jual beli pun bisa dilakukan secara online. Tidak heran, sekarang ini kita sering mendengar adanya istilah dropship dan reseller. Baik sistem penjualan dropship maupun reseller sama-sama menjual barang yang telah diproduksi oleh pihak lain. Lantas, apakah sistem dropship dan sistem reseller hanya berbeda istilah saja? Tentu tidak, karena sistem dropship dan sistem reseller memiliki beberapa perbedaan berikut ini.
Sistem dropship sebenarnya merupakan bisnis yang mengKamulkan pemasaran secara online sehingga para pelaku bisnis di bidang ini tidak perlu memikirkan tempat untuk menyimpan stok barang penjualan mereka. Apabila ada pemesanan, maka barulah seorang dropshipper menghubungi vendor dan memintanya untuk mengirimkan barang pesanan ke alamat pelanggan. Sementara itu, reseller menjalankan bisnisnya dengan cara menjual kembali produk, baik barang maupun jasa dari distributor.
Apabila menjadi dropshipper, kita tidak perlu membeli barang dari supplier karena kita hanya menjadi pihak ketiga antara pembeli dan supplier. Makanya, hal yang paling penting bagi seorang pelaku bisnis dropship ialah mencari pelanggan, membantu proses pemesanan, serta memastikan proses pengiriman sudah dilakukan. Berbeda halnya dengan seorang reseller yang membeli barang dari supplier kemudian menjadikan barang tersebut sebagai stok penjualan.
Dikarenakan tidak perlu membeli barang yang akan dijual, maka seorang dropshipper tidak perlu menyiapkan modal. Paling tidak, yang dibutuhkan ialah koneksi internet yang stabil sehingga bisa berkomuniksi dengan lancar. Lain halnya dengan seorang reseller yang perlu menyiapkan modal untuk membeli barang yang nantinya akan ia tawarkan ke pembeli.
Untuk menawarkan produk ke calon pembeli, seorang reseller bisa melakukannya secara langsung karena ia mengetahui berapa banyak stok barang yang ia miliki. Akan tetapi, seorang dropshipper tidak bisa melakukan hal yang sama, pasalnya ia tidak mengetahui berapa banyak persediaan barang yang dimiliki supplier. Hal inilah yang juga membuat para dropshipper lebih disarankan untuk mempromosikan produknya melalui media sosial dan instant messaging.
Jika dibandingkan, seorang dropshipper dan reseller tentu memiliki tantangan yang berbeda-beda. Ada yang bisa menawarkan produk secara langsung, namun ada juga yang bisa menjalankan bisnis dengan modal minim.